Search Engine

3.10.2014

Wisata Kota Tua

Sudah 2 tahun lebih engga di colek-colek ini blog, langsung aja sekarang mau ngomongin jalan-jalan ke kota tua, kemarin tepatnya sabtu, 8 Maret 2014 saya bersama pacar ke kota tua, berangkat dengan P1ES plus jas hujan (cuaca saat itu hujan) dari rumah sekitar jam stengah 12 kurang, sampai disana skitar stengah 1 siang, terasa beda cuacanya disana panasnya fulllll, saya parkir di dekat Museum Fatahillah (tarif Rp 3000 /parkir), disana banyak pedagang dari penjual makanan, pakaian, pernak-pernik sampai peramal juga ada. karena belum makan siang kami beli Soto Mie (@Rp8.000)
Setelah makan kami foto-foto sebentar lalu Shalat di mushala dekat terminal, selanjutnya menuju Museum Bahari letaknya dekat Pasar Ikan, kami kesana awalnya berjalan kaki namun karena siang bolong kami memutuskan naik Angkot M15 (@Rp2.500) turun di jembatan dekat pasar ikan, bisa juga naik Bus 02 (@Rp2.500) turun langsung di Museum Bahari (Jalan Pasar Ikan No 1, Sunda Kelapa, Jakarta Utara), harga tiket masuk (@Rp5.000) kita bisa mengunjungi 2 tempat yang terpisah yaitu Menara Syahbandar (Uitkijk) dan Museum Bahari itu sendiri, 


Menara Syahbandar (Uitkijk)

Saat sampai puncak menara bila truk lewat kita akan merasakan getaran. Ini hasil jepretan saya dari atas menara :

 Galangan VOC (tadinya merupakan tempat untuk memperbaiki kapal-kapal besar & kecil zaman VOC tetapi sejak tahun 1999 hingga kini berubah menjadi restoran dan galeri seni)
Museum Bahari (bangunan berwarna putih)

Di dekat menara syahbandar ada tugu tempat titik 0 Km Jakarta yang di tandatangani Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin tahun 1977 (saat ini titik 0 km Jakarta ada di tugu monas), ini penampakannya 

Tugu 0 Km

Selanjutnya saya ke Museum Bahari yang berada dekat dengan menara syahbandar
Papan petunjuk Museum Bahari


Museum Bahari adalah museum yang menyimpan koleksi yang berhubungan dengan kebaharian dan kenelayanan bangsa Indonesia dari Sabang hingga Merauke yang berlokasi di seberang Pelabuhan Sunda Kelapa, berikut foto-foto yang saya ambil:








Oiya, disini nantinya akan dibuka sebuah Cafe, saat saya datang masih dalam proses pengerjaan. setelah berputar saya kembali ke museum fatahilah menggunakan bus 02 (@Rp2.500). Saya melanjutkan ke Museum Wayang yang berdekatan dengan museum Fatahilla,
Letak bangunan gedung Museum Wayang di Jl. Pintu Besar Utara No. 27. pada mulanya merupakan lokasi gereja tua yang didirikan VOC pada tahun 1640 dengan nama “ de oude Hollandsche Kerk “ sampai tahun 1732 yang berfungsi sebagai tempat untuk peribadatan penduduk sipil dan tentara bangsa Belanda yang tinggal di Batavia
Pada tahun 1733 gereja tersebut mengalami perbaikan, dan namanya dirubah menjadi “ de nieuwe Hollandsche Kerk “ dan berdiri terus sampai tahun 1808. Di halaman gereja ini yang sekarang menjadi ruangan taman terbuka Museum Wayang, di dalamnya terdapat taman kecil dengan prasasti-prasastinya yang berjumlah 9 ( sembilan ) buah yang menampilkan nama-nama pejabat Belanda yang pernah dimakamkan di halaman gereja tersebut. Sebagai akibat terjadinya gempa, bangunan Gereja Belanda Baru itu telah rusak. Selanjutnya lokasi bekas Gereja tersebut dibangunlah gedung yang nampak sebagaimana sekarang ini dengan fungsinya sebagi gudang milik perusahaan Geo Wehry & Co.
gambar yang saya ambil dari sana :






Oiya, disini juga ada prasasti Jan Pieterszoon Coen, seorang Gubernur Jenderal yang berhasil menguasai kota Jayakarta pada tanggal 30 Mei 1619 setelah kekuasaan P. Jayakarta lumpuh akibat pertentangan dengan Kraton Banten, Dalam tahun 1621 Heeren XVII memerintahkan Coen untuk memakai nama Batavia untuk kota Pelabuhan Jayakarta
 
Setelah melihat-lihat isi museum, sekitar setengah 4 kurang kami shalat Ashar (didalam museum disediakan Mushala) selanjutnya kami keluar karena jam operasional telah habis. Informasi tambahan museum beroperasi dari Selasa-Minggu jam 09.00-15.00, kebetulan saat kami kesana Museum Fatahillah sedang tutup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar